Jakarta, NU
Online | Pakar Al-Qur’an KH Ahsin Sakho Muhammad mengajak untuk tidak
mengaitkan penyebab gempa atau musibah dengan dosa seseorang atau sekelompok
orang. Dosa tidak bisa dijadikan alat ukur terjadi bencana sebab ada orang atau
komunitas lain yang lebih banyak dosanya, justru tidak mendapatkannya.
Menurut Rais
Majelis Ilmy Pimpinan Pusat Jam’iyyatul Qurra wal-Huffaz Nahdlatul Ulama yang
merupakan doktor dalam ilmu qiraah sab'ah ini, lebih baik melihat penyebab
bencana dengan pendekatan ilmu geologi.
“Bencana gempa
bumi harus dilihat ilmu geologi. Mereka melihatnya dari sisi lempengan bumi
menggerak. Di atas magma di dalam perut bumi. Ada yang ahli di bidang itu,”
katanya kepada NU Online di Jakarta, Senin (1/10) malam.
Menurut ilmu
geologi, lanjutnya, bumi itu selalu dalam keadaan bergerak. Awalnya pulau-pulau
yang ada Indonesia ini menyatu. Beberapa ribu tahun kemudian, karena pergerakan
bumi itu, terpisah menjadi pulau-pulau tersendiri.
“Sulawesi dan
Papua dulunya konon pernah menyatu. Nah, ilmu geologi mengatakan, lempengan
bumi terus bregerak. Pergerakan itu menyebabkan gempa di permukaan bumi,”
lanjutnya.
Ia kembali
mempertegas pernyataan sebelumnya, umat Islam sebaiknya jangan mengaitkan gempa
bumi dengan dosa. Lebih baik melihatnya sebagai ujian atau teguran dari Allah.
“Jadi, adanya
gempa bumi atau tsunami, itu adalah bencana dari peristiwa alam. Ada banyak
hikmah di balik peristiwa besar itu apakah yang terjadi di NTB, Palu, dan
Donggala. Yang perlu dilakukan sekarang adalah bagaimana membantu mereka,”
pungkasnya.
NU Peduli
melalui NU Care-LAZISNU mengajak masyarakat untuk menyalurkan bantuan kepada
warga terdampak gempa Donggala, Sulawesi Tengah. Bantuan dapat disalurkan
melalui rekening BCA atas nama Yay LAZISNU di nomor rekening 0681.1926.88; dan
Mandiri 123.000.483.89.77. Konfirmasi donasi melalui nomor 081398009800.
(Abdullah Alawi)
Sumber: NU Online
Sumber: NU Online
Write a comment
Catat Ulasan